Semester ini kami hanya dua kali bisa tatap muka kalau tidak salah di akhir February, kemudian setelah itu semua sudah online due to #covid19
Nutor yang isinya semua praktek begini kalau online itu ternyata ribetnya minta ampun. Tapi untungnya Zoom punya banyak sekali fitur. Salah satu fitur yang saya sukai dan yang cukup serem adalah remote screen. Jadi klo ada student yang bermasalah dan cukup ribet, kadang daripada saya memandu, saya minta akses saja ke laptop dia klo dia tidak keberatan, terus saya ketikkin deh codingnya.
Yang jadi tantangan tersendiri adalah rekaman wkwkwk. Kadang tidak semua student bisa hadir di jam nutur saya, jadi mereka minta rekordingnya. Terlepas dari mereka beneran bakal nonton apa gak, cuman kadang saya jadi kikuk rasanya.
Tapi ya gimana lagi, ya udah biasanya saya record to Cloud, habis nanti rekaman udah jadi, akan dikirimi notif sama zoom. Habis itu post deh link rekaman sesi nutor saya ke Piazza (Semacam kayak online class room gitu lah).
Kadang kalau saya lagi selo, saya coba lihat rekaman saya. Terus senyum-senyum sendiri sambil mbathinn, … Lha iya ya itu anak-anak master pada kuliah jauh-jauh ke Australi (read: International students), eh nyampe sini dengerin penjalasan dari orang yang ngomongnya English Jawi, udah gitu Jawinya medouk lagi wkwk :V
Terus saya iseng nyalahin audio transcript bawaan zoom, ah ternyata not bad lah. Zoom aja ngerti masak mereka gak ngerti wkkw #menghiburDiri
Ya beginilah situasi dan kondisi mahasiswa PhD, ya namanya juga udah nambah anggota keluarga, jadi butuh sabetan juga lah wkwkw.
Cape ya pasti cape, masa kerja gak cape. Jadi responsibilitynya gak cuman pas jam ngajar doang, tapi juga kita harus njawabin dan ngebantu student kalau ada masalah di group Piazza. Udah gitu yang paling berat di marking. Ya disini gak ada yang namanya pilihan ganda, jadi semua pasti essay udah gitu project dan examnya cukup berat sih. Lha saya yang tutor saja merasa berat apalagi yang njalanin sebagai mahasiswa ya hehe.
Tapi semua capek itu biasanya akan ilang ketika kita dapat positive feedback dari student. Salah satu contonya begini. Ini kemaren karena sudah pekan-pekan akhir. Jadi students diminta untuk isi survey terkit dengan performa dari tutornya. Jelas nama akan dirahasiakan, tapi banyak juga students yang pada kirim email setelah ngisi survey. Contoh emailnya begini:
Alhamdulillah, klo bisa ngebantu mereka jadi lebih paham hehe
Semoga semester depan bisa nutor lagi lah, ya walau course coordinator yang saya tutorin semester ini gak ngajar smt depan. Tetep optimis lah #curhat
Di postingan kali ini saya akan membahas mengenai biaya hidup di Australia khususnya di tempat saya tinggal yaitu di Brisbane. Australia mirip dg US, jadi modelnya negara bagian, tiap negara bagian tentu akan berbeda biaya hidupnya. Jadi tulisan ini hanya berlaku untuk teman-teman yang mau tinggal atau berencana kuliah di Brisbane, mungkin juga masih relevan untuk negara bagian Queensland dan bisa nambah info juga.
Baiklah, di sini saya juga memandang dari perspektif pelajar bukan pekerja. Tentunya kalau pekerja profesional di Australia pasti cara pandangnya beda karena dapat penghasilan yang lumayan dari sini.
Oke ayo kita mulai…
Yang pertama, saya shock ketika ternyata untuk membawa keluarga bayar asuransinya mahal banget. Pengalaman yang sangat berbeda dengan di Korea, saya di Korea untuk biaya asuransi itu kita bayar per semester untuk mahasiswa, dan saya juga sudah sering nanya-nanya teman yang bawa keluarga, intinya di sana asuransi terhitung masih murah banget. Sebenarnya di sini mungkin kalau asuransi itu dibayar tiap bulan jadi tidak terasa tapi sistem di sini adalah ketika mau bawa orang untuk tinggal di sini (family) maka bayar asuransi itu di awal sebagai syarat pembuatan visa. Jadi, saya sudah bayar asuransi untuk 4 tahun kedepan dan dibayar diawal sebagai persyaratan visa. Untuk asuransi (OSHC) pelajar single itu lumayan, tidak begitu mahal yaitu sekitar 3,000 AUD dan itu dicover oleh beasiswa. Bagi yang mau bawa keuarga yang repot, mungkin pembaca bisa membaca tulisan saya sebelumnya tentang berpisah dengan keluarga demi S3. Intinya, saya sudah tanya teman saya yang baru membawa keluarga semester lalu ke Brisbane (ybs bawa istri dan satu anak), itu dibutuhkan dana lebih dari 13,000 AUD, yah siapkan 140 juta rupiah.
Yang kedua, sistem tempat tinggal di sini. Kalau dulu ketika saya kuliah S2 di Korea, dormitori itu adalah tempat yang paling nyaman untuk tinggal yaitu dekat dengan kampus, harga murah dan terjangkau, dan bisa memilih dormitory yang ada shared kitchen nya, jadi bisa masak. (*note: tidak semua kampus seperti ini). Ketika saya di UQ saya cukup kaget, ketika lihat harga tempat tinggal di sini.
Kalau dulu di Korea, sistem pembayaran dormitory per semester, saya dulu bayar sekitar 650,000 won (kampus saya di Chonnam National University, di Gwangju, tentu kalau di Seoul beda). Di sini sistemnya adalah per week, dan tagian dibayar per dua minggu. Saya kaget dulu pas tahu gini hehe. Coba teman-teman lihat gambar di atas. Kalau mau di dormitory kampus itu harganya selangit!!! paling mahal diantara yang lain.
Coba bayangin saja, tinggal di dormitori kampus $500 per week, 1 bulan 2,000 aud atau 21 juta rupiah. Itu baru tinggal belum keperluan yang lain.
Jadi pilihan yang mungkin masih bisa sesuai kantong adalah kolom ke dua yaitu shared house.
Mungkin ini perlu saya sampaikan juga, pas di Korea, dormitory saya murah banget itu juga karena satu kamar dua bed, dan isinya dua orang. Jadi ya kalau dari sisi privacy kurang nyaman. Kalau sistem di sini yaitu shared house. Jadi saya sekarang tinggal di Rumah yang cukup dekat dengan kampus (5 menit jalan kaki).
Yaitu di Hawken Drive no 263, ini satu rumah ada tiga kamar. Oya di sini rumah fasilitasnya pasti standard (dapur, kulkas, microwave, mesin cuci, pengering, dsb pasti ada, jangan khawatir). Harga kamar di rumah ini juga beda-beda (180,160, dan 140) dan saya kebagian yang paling murah (kamar paling kecil) yaitu 140 AUD per week. Apakah itu sudah include all bills? Tidak.
Perbulan saya masih harus bayar internet 20 AUD, dan per tiga bulan bayar listrik dan air (ini fluktuatif). Jadi biaya internet per bulan, listrik dan air per tiga bulan (jadi nanti jumlah tagihannya berapa kemudian dibagi 3- karena tiga orang yg tinggal).
Menurut saya, saya cukup beruntung dapat tempat di sini karena dekat dengan kampus, yang jelas tidak perlu pakai bis atau transportasi lain untuk ke kampus, ya konsekuensinya mungkin harga jelas lebih mahal, kalau penasaran bisa di check di sini (semakin deket dengan kampus pasti semakin mahal). Oya di awal juga ada bond nya, jadi saya harus bayar bond di awal sebanyak 4 minggu (560 AUD). -> Jelas bond ini bisa diambil besok pas keluar.
Besok juga tantangan tersendiri kalau membawa keluarga, karena pasti nyari tempatnya lebih susah dan lebih mahal.
Yang ke tiga, Untuk keperluan makan, transportasi, dan lain-lain sepertinya tidak begitu kaget, ya standard, dulu pas saya awal kuliah master (karena waktu itu pertama kali ke luar negeri) memang sempat shock, istilahnya price shock. Kalau sekarang sudah tidak, dibawah ini mungkin bisa menjadi gambaran harga-harga kebutuhan di sini.
Di kafetaria kampus untuk makanan harganya ya lumayan lah, misal Nasi biryani (daging ayam, nasi pakistan) itu $5, kalau mau yang lebih enak ya range $5 ~ $10. Untuk makanan, australia juga tidak punya makahan khas, jadi di sini bisa mencoba makanan dari semua negara, di kantin kampus ada makanan korea, india, pakistan, china, thai, brazil dan sebagainya. Untuk Pulsa, saya pakai prepadi, $30 per bulan, 3 GB data dan unlimited call & SMS ke nomor sesama australia. Untuk telp international saya pakai VoiP.
Jadi kalau mau dihitung misalnya seperti ini:
Kamar: anggap saja $170pw (include listrik, air dan internet) jadi ($680 per month) * hanya february lho yg punya 28 hari selebihnya pasti lebih.
Makan: sekali makan anggap aja paling murah $5 kali 3 untuk sehari = $15 di kali 30 untuk sebulan = $450 (tentu akan lebih ngirit kalau masak sendiri)
Pulsa = $30 per bulan
Transport = ini tergantung, kemana saja jadi tidak bisa ditentukan.
Lain-lain (jajan cemilan dan sebagainya), juga tergantung masing-masing.
Oya bagi yang punya anak kecil dan berencana untuk menitipkannya (child care) itu juga lumayan mahal, 1 harinya $95 hehe (* jangan dirupiahin = 1juta) nitipin anak kecil sehari sejuta hehe. makin kecil makin mahal sepertinya
Jadi total semua tanpa point no 4 dan 5 (misalnya tinggalnya deket kampus dan jarang pergi-pergi, jarang nyemil), tidak masak sendiri, makan diluar nyari yang paling murah, itu total per bulan 1160 ya mungkin digenapkan 1200 AUD per month.
Jadi segitu lah bisa hidup dengan pas-pasan di sekitar kampus The University of Queensland (UQ), Brisbane.
Saat ini saya tinggal bersama keluarga, menyewa satu unit kecil di deket kampus dg harga sewa 270 AUD/week belum termasuk bayar listrik dan gas ya. Kalau mau lihat unitnya seperti apa silahkan saksikan di video berikut ini:
Tambahan, video belanja saya di supermarket deket rumah, semoga bisa membantu teman2 yg membutuhkan info ini: