Datalab Pusan National University memberikan kesempatan untuk temen-teman yang ingin melanjutkan pendidikan S2 dan atau S3 di bidang AI dan data science di Korea Selatan.
Keterangan lebih lengkap sila lihat di poster berikut ini:
Jika ingin info lebih lanjut, bisa cek tautan berikut:
Info lebih lanjut tentang lab ini (in English) bisa dibaca di sini.
Di lab ini ada beberapa orang Indonesia, bila ingin bertanya lebih lanjut (Bahasa Indonesia), bisa kirim ke hani042@pusan.ac.kr . Facebook Hani Ramadhan https://www.facebook.com/hani.ramadhan.1
Di negara A, B, C itu begini begitu, beda sama di Indonesia…
Pernah dengar ucapan-ucapan seperti di atas? Ada sebagian orang yang setelah melancong/ bepergian ke #luarnegeri atau setelah selesai #kuliah di luar negeri dia sering membandingkan kondisi di luar negeri dengan di #Indonesia
Misalnya seperti ini, di #Australia itu semuanya rapi, tertata, indah, bersih, tidak semrawut seperti di #Indonesia . Di #Korea itu transportasi umum sangat canggih, tepat waktu, rapi, walaupun kota metropolitan seperti #Seoul tapi tetap ada nuansa tradisional Korea yang tidak hilang.
Di negera ini, itu begini begitu beda sama di Indonesia… blablabla dan sebagainya…
Kalau orang yang bilang seperti itu adalah mereka yang baru pertama kali melancong ke luar negeri sih tak apa, bisa dimaklumi, tapi kalau mereka adalah #mahasiswa yaitu orang #Indonesia yang #studi di luar negeri, itu sungguh tak bisa dimaklumi.
Yang dibutuhkan #Indonesia itu bukan keluh kesahmu, protesmu, tapi kontribusimu..
Saya sangat sedih kalau ada mahasiswa yang sudah kuliah jauh-jauh ke luar negeri tapi hasilnya setelah pulang ke #Indonesia hanya bisa membandingkan ini itu. Tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Tiap negara itu punya kondisi masing-masing yang itu harus dipahami, sebagai contoh, tak bisa kita membandingkan #Brisbane dengan #Jakarta, Brisbane kota terpadat no 3 di #Australia itu pendudukanya hanya 2jutaan sedangkan Jakarta itu lebih dari 10juta (5 kali lipat jumlah penduduk di Brisbane). Paham kan? tak bisa dibandingkan apple to apple.
Contoh lain, kalau di #Australia itu peraturan ditaati, semua teratur, tertata, hukum tegak. Yakin kalian mau seperti di #Aussie ? yangmana tiap mau bikin acara yang mengundang orang-orang harus ijin city council, mau motong pohon didepan rumah harus ijin city council, mau renovasi rumah harus ijin citi council?
Masyarakat Indonesia itu suka kumpul2, pengajian, tahlilan, dsb, yang mana pembangunan negaranya tentu harus dg pendekatan yang berbeda dg di sini yangmana masyarakatnya individualis.
Itu contoh saja ya hehe..
Hanya secuil curhat, karena ada yang seperti itu lhoo..
Ini repost dari postingan instagram saya.. maap jadi tulisannya kurang teratur dan banyak hashtag nya
Tanggal 2 Mei 2016 ada pesan masuk ke Facebook saya, yaitu dari salah seorang editor di Penerbit Mizan Bandung. Intinya adalah Mas nya ini sering baca Blog saya dan Twittan saya dan dia tertarik untuk membukukannya. Pada waktu itu sebenarnya saya sudah membaca pesan ini tapi karena kesibukan, saya belum sempat untuk merespon tawaran ini. Barulah setelah selang 7 bulan hehe, yaitu di Bulan Desember 2016 saya membalas pesan ini.
Yang pada akhirnya, Alhamdulillah, sekarang bukunya sudah jadi dengan judul “24 Purnama di Negeri Ginseng“. Sebenarnya pada awalnya saya kurang Pede ketika berencana untuk menulis buku karena memang saya belum pernah menulis buku sebelumnya. Saya juga bingung, mau buat buku ber-genre apa, tapi karena Mas dari Mizan tadi mendorong, ya saya tulis saja. Jadi buku saya ini genrenya apa sih?
Ahh.. baca sendiri saja ya hehehehe..
Sebelum buku ini saya kirimkan ke editor, saya sudah meminta istri saya, kemudian beberapa teman saya di Korea, bahkan rektor UTS lho (Universitas Teknologi Sumbawa) sudah baca bukunya, beliau juga ngasih pengantar di buku ini, beberapa dosen saya untuk membacanya dan memberikan testimoninya, dan responnya bagus makanya saya berani untuk memasukkan buku ini ke penerbit.
Singkatnya buku ini sebenarnya lebih mirip seperti gado-gado dimana isinya adalah berdasarkan fakta yakni pengalaman dari penulis sendiri. Di dalamnya mengandung beberapa unsur dari mulai tips untuk mendapatkan beasiswa dan diterima di kampus luar negeri, langkah-langkahnya bagaimana, motivasi-motivasi, bagaimana rasanya kuliah di Korea, suka dukanya, bahkan sampai menyangkut tentang hal-hal religius semacam bagaimana kami sebagai orang islam menjalani hidup kami di Korea, tentang makna hidup, bahkan yang tidak kalah seru, di sana ada romansanya, karena memang tak bisa dipungkiri, Allah mempertemukan jodoh saya di Korea. hehe.
Yang jelas, dari beberapa yang baca, bilangnya sih seru, seperti sedang berpetualang dan ikut merasakan bagaimana keseruan petualangan di Korea.
Inti dari tulisan kali ini adalah satu, yaitu “Menulislah maka kamu Ada“, yang ngomong ini bukan saya tapi Sokrates (filusuf Yunani). Apa yang dikatakan Sokrates itu memang benar, saat ini kita mengenal imam yang empat (Hanafi, Maliki, Syafie, Hambali) atau mungkin kita tahu Imam Nawawi, Ibn Hajar Al Askolani, Imam Ghozali dan sebagainya. Kita tahu mereka karena ada kitab-kita mereka, ada tulisan-tulisan mereka yang sampai saat ini abadi tidak tertelan zaman. Padahal pada zaman dahulu ulama-ulama sekaliber mereka itu tidak hanya mereka, tapi yang bisa survive terkenang sampai sekarang adalah mereka yang mempunyai kitab-kitab dan mempunyai murid yang rajin menuliskan pemikiran-pemikirannya.
Jadi hikmahnya, saya sebenarnya waktu itu belum ada rencana untuk menulis Buku, tapi karena saya sering nulis di Blog, eh ada orang yang membaca blog saya dan tertarik, kebetulan dia adalah editor dari peneribit, ya maka jadilah.
Jadi, yuk kita sama-sama berlatih menulis, sering-sering menulis, apalagi sekarang adalah era sosial media, dimana kita bisa menulis apapun dan dimanapun. Semoga tulisan-tulisan kita bisa bermanfaat bagi orang lain, dan bisa menjadi ladang amal jariah yang pahalanya tak putus walaupun kita sudah mati kelak.
September 2013 merupakan momen yang luar biasa karena saat itu saya mulai kuliah master di Chonnam National University, #Korea. Banyak hal yang saya dapatkan selama 2 tahun belajar di negeri #SNSD tersebut. Hal yang menurut saya paling penting yang saya dapatkan selain jalan-jalan di sana adalah BELAJAR MENULIS.
Saya termasuk tipikal orang yang tidak suka menulis, saya sukanya ngomong, ngobrol ngalor ngidul sambil ngopi di angkringan, istilah kerennya gemar berdiskusi memikirkan nasib bangsa dan negara serta umat pada umumnya. Di Korea saya dilatih untuk menulis yaitu menulis hasil penelitian kemudian mengirimkannya ke Journal untuk diterbitkan.
Di Departemen saya ada ketentuan dimana untuk mahasiswa asing yang mengambil PhD, syarat kelulusan minimal punya dua publikasi internasional sebagai first author yang ter-index SCI/SCIE (Science Citation Index/Expanded) bisa di googling, itu adalah indexing dari thomson routers. Kalau untuk master (S2) minimal punya satu publikasi internasional yang terindex SCOPUS, sebagai first author. * note: Itu syarat dari departmen ya, bukan dari Prof hehehe
Jujur, saya pas S1 dulu saya tidak tahu apa itu SCI/SCIE, Scopus, sciencedirect, Elsevier dan sebagainya. Pada akhirnya Agustus 2015 saya bisa lulus dan punya beberapa publikasi, yah walaupun masih kelas cengcereme..
Ada beberapa orang yang cukup memotivasi saya terkait publikasi internasional, mereka adalah Pak Ardiansyah Musa (senior di Lab saya). Pak Ardi mengajari saya bagaimana melihat journal yang terindex SCOPUS, ngasih tahu kualitas journal Q1, Q2, dsb di SCIMANGO JR, dan ngecheck journal yang terindex sebagai SCI/E journal. Pak Ardi juga mengajari cara melihat konferensi yang berkualitas agar terhindar dari predator-predator baik konferensi maupun journal.
Yang kedua adalah Syeikh Muhammad Hilmy Alfaruqi, ini adalah roomate saya tahun terakhir di Korea. Beliau ini beda bidang dengan saya, beliau di metalurgi. Kalau yang satu ini levelnya sudah beda karena Pak Hilmy ini adalah mahasiswa PhD dan termasuk sangat produktif dalam hal publikasi internasional, paper-papernya pun berhasil di publikasikan di journal2 yang ngeri. (Silahkan bisa di check di google scholar ybs). Pak Hilmy ini yang selalu bikin “iri” karena punya publikasi di journal-journal keren.
Dan tentu masih banyak teman-teman lain yang menginspirasi di sana, itu hanya dua contoh saja.
Anyway, pada akhirnya setelah saya pindah haluan di dunia kerja dan stop sekolah untuk hampir dua tahun. InsyaAllah dalam waktu dekat saya akan kembali lagi untuk BELAJAR MENULIS di tempat yang berbeda dengan kampus S2 saya. Semoga bisa lancar, barokah, dan manfaat.
Berikut jejak tulisan cengcereme saya selama #nguli di #Korea
*Oya, insyaAllah dalam waktu dekat, semoga bisa cepat, saya akan rilis buku mengenai pengalaman saya kuliah di Korea yang insyaAllah akan diterbitkan oleh Penerbit MIZAN. Di tunggu saja, semoga barokah.
Jadi inget khutbah kemaren, itu saya ambil dari khutbahnya Ust. Yasir Qodhi. Bersumber dari salah satu hadits Rosulullah SAW, bahwa siapa saja yang masih hidup dan Ramadhan datang pdnya akan tetapi Allah tidak mengampuni dosanya maka binasalah dia.
Coba aj dipikir deh, di bulan yang mulia ini Syaithan itu di borgol, Surga di buka lebar2, neraka di tutup rapat2, tiap malam Allah membebaskan ratusan, ribuan bahkan jutaan manusia yg sebelumnya sudah ditepi neraka tp Allah bebaskan dan ampuni.
Kurang apa lagi coba, kita hanya bisa pergi ke surga lho di bulan ini soalnya neraka di tutup, jadi kalau kita dibulan yg mulia ini masih melakukan kemaksiyatan yg perlu kita ingat adalah itu 100% bersumber dari diri kita sendiri, bukan dari bisikan syaitan, nah.. jadi mengapa bulan ramadhan disebut sebagai bulan refleksi diri, karena disaat bulan inilah kita tahu bagaimana diri ini, ktika di bulan ini diri ini baik maka insyaAllah kita masih punya sisi baik, tapi hati2 kalau di bulan ini kita ndak bisa jadi pribadi yang baik, nauzubillah.
Nah.. tak terasa juga bagi saya pribadi, saya sudah dua kali puasa di korea ini, karena puasanya pas summer alias musim panas jadi lama, sahur jam 3 buka jam 8 atau setengah 9. Kalau pas winter bisa pendek banget, winter itu subuhnya saja jam 7 pagi, magrib jam setengah 6 hehe :D. Sebenarnya masalah lama atau cepat ndak begitu jadi masalah yg jadi masalah disini itu jaga mata, kan pas summer juga, tau sendiri lah gimana cewe korea kalau berbusana hehe :D.
Kembali ke topik, sesuai dengan judul mungkin ramadhan kali ini bisa jadi yg terkahir di korea, tp kita ndak tau sapa tau besok balik lagi kesini hehe, Alhamdulillah saya sudah sidang tgl 1 june 2015 kemaren, jadi inshaAllah tinggal nunggu tanggal pulang dari Professor.
Oya kawan, sbenarnya beassiwa saya disini itu combine alias integrated alias gabungan antara Master dan PhD, tp dikarenakan satu dan lain hal saya memutuskan utk ganti hanya master aj jadi cuman 2 tahun, salah satu alasannya ya… semoga utk S3nya besok bisa di negerinya pangeran charless (mimpi saya sih), dan insyaAllah Allah akan mengabulakannya (khuznudzon kpdNya dg usaha dan doa). Alasan lainya adalah…….. hehe :D, (“semoga ramadhan thn depan sudah ada istri yang menemani sahur dan buka, amiin, hehe“)
Sebenernya berat kawan mau meninggalkan sini 😦 , yg bikin berat itu teman, kita sudah spt keluarga disini, Mas Wasis, Mas Hilmy, temen2 lab yg dr Indo (Pak Gde, Alvin, Agung) dan temen2 dr Indonesia lainya, berat…, dan yang bikin berat lagi itu jamaah masjid, saya mikir aj besok gimana ya Masjid Umar bin Khattab?. apalagi dulu pas sy memutuskan untuk pindah master, tiba2 ustad Agus Amir (sesepuh di Gwangju) datang ke kampus minta ketemu, beliau minta agar sy melanjutkan dg pertimbangan para jamaah di Gwangju. Sedih banget rasanya, beliau juga bilang minimal ada yg nggantiin lah, anak UIN gitu biar bisa jadi tempat bertanya persoalan agama… 😦
Kawans, saya udah share di sebelum2nya kan, spt pertama dtng kesini dulu saya September 2013, eh langsung diminta jadi khattib idul adha, jujur sebernya saya merasa ndak pantas, tp gmn lagi karena disini ndak ada resource. Sedih rasanya,… tp saya yakin InshaAllah nanti akan ada penggantinya, Allah yg menjamin itu.
dan krn alasan itulah kenapa kita membuat Al Kwangju TV channel, tapi sekarang juga sudah mati suri karena crewnya juga sudah habis pada pulang..
Terimakasih juga buat Prof saya (Prof. Choi), disini saya sudah gratis dpt beasiswa, eh sering diminta submit papers ke conference, alhamdulillah jadi bisa jalan2 gratis ke (Hongkong, Jeju Island 3 kali, Guam USA, Bali/sekalian mudik kemaren, dan Tokyo/Japan), nikmat yang sungguh luar biasa. Kalau mau tau lebih tentang jalan2 bisa di baca di menu traveling hehe… karena saya memang suka jalan2 juga :D, inshaAllah besok juga pulang ndak langsung ke Indonesia tp mau mampir2 ke negara sebelah dulu hehe :D, semoga Allah meridhoi.
Khutbah Idul Adha yang sempat direkam, ini thn 2014 bukan 2013,
Offering somethings that you love to Allah (Khutbah Iedul Adha/English-Indonesian)
Yah… bismillah, untuk melangkah ke depan, semoga kita senantiasa di rahmati Allah diberi hidayah oleh Allah di berikan kekuatan oleh Allah agar bisa tetap istiqomah dalam menegakkan dienNya.
Semoga diri ini senantiasa menjadi manusia yg bermanfaat dimanapun dan kapanpun juga, amiin..
Jamaah Masjid Umar bin Khattab Gwangju, Korea Selatan
Nah, udah lama banget tidak nulis, kalau dulu sering nulis di blog tap sekarang karena dipaksa Prof buat nulis report sama papers jadinya jarang nulis blog lagi, 🙂 blog GakJelas tp inshaAllah manfaat soalnya sampai sekarang masih banyak viewersnya, paling banyak ya post tentang Kuliah di Korea ini yg berisi tentang macam macam beasiswa di Korea dan cara mendapatkannya :D.
Nah pada kesempatan ini saya mau nulis mengenai islam di Korea, soalnya sering yang tanya gimana sih islam disini? Nah islam di sini ya alhamdulillah sedang proses berkembang, mualaf sudah mulai banyak, bahkan imam-imam masjid yang asli orang korea juga banyak yang alumni kampus di saudi arabia.
Nah, memang untuk islam disini didominasi oleh imigrant alias temen temen pekerja dan pelajar dari luar korea, tau sendiri lah negara mana paling banyak supplay pekerja di Korea, yup bener Indonesia. Nah indonesia kan mayoritas muslim jadi banyak deh muslim disini. Ndak cuma Indonesia kok, pakistan, mesir, dsb, tak cuma pekerja tapi juga pelajar :).
Nah kemaren saya sebelum ramadhan di wawancarai orang dari GIC (Gwangju International Center) mengenai islam di Gwangju sini, nah postnya disini nih, mari kalau mau dibaca, dlm bahasa Inggris yah :D, oya saya kasih link juga dari chonnam tribune, soalnya sy juga sempat diwawancara oleh salah satu reporter (mahasiswa) Chonnam mengenai mulim Chonnam juga.
Alhamdulillah temen-temen semua Akhirnya kesampaian juga AlKwangju TV untuk ngeliput Tutorial Hijab Korean Version, Keinginan Ini sudah lama muncul sejak saya disini dengan kondisi cewek korea yang klo berpakaian ya tau sendiri lah, sering saya membayangkan andaikan mereka pada pakai jilbab mesti mata ini akan sejuk ketika memandangnya tidak seperti sekarang, klo temenku bilang sih enak dipandang tapi merusak mata hehe..
okkee daripada ngomong mulu mending langsung aj yuuk simak videonya 🙂
Jadi gimana nie? temen-temen muslimah indonesia yang masih belum pakai Jilbab, masak kalah sama cewek korea, ayoooo, “Kalau orang korea aja mau berjilbab, terus kamu? ”
Hukum Menutup Aurat adalah Wajib seperti yang Allah Firmankan dalah Surah Al Ahzab: 59
Hai Nabi Katakanlah Kepada Istri-Istrimu,Anak-Anak Perempuanmu Dan Istri-Istri Orang Mukmin: “Hendaklah Mereka Mengulurkan Jilbabnya Ke Seluruh Tubuh Mereka”, Yang Demikian Itu Supaya Mereka Lebih Mudah Untuk Dikenal, Karena Itu Mereka Tidak Diganggu, Dan Alloh Adalah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. (QS.Al-Ahzaab:59)
Jadi ayooo… yang belum bisa nutup aurat, segera yuukkkk… yang masih (*membungkus aurat) segera di tutup yukk,,,
Great Thanks to “Tika & Nia” (Exchange Student from UNTIRTA)
yang telah membantu banyak dalam peliputan video ini. Semoga Video Ini menjadi Amal bagi temen2 semua yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan video ini by (Al Kwangju TV Crew)
Bagi Gwangjuerss yang ingin tau update kami, Tentang Kondisi temen-temen Indonesia yang ada di Korea khususnya Gwangju, kondisi saudara-saudara muslim disini, dsb, jangan lupa untuk subscribe channel ini ya 🙂
Teman, kadang aku tak percaya dengan pepatah yang bilang “Hujan emas di negeri orang, Hujan batu di negeri sendiri” pilih mana? lha yo mendingan pilihannya seperti ini bukan? “Hujan batu di negeri orang ato Hujan emas di negeri sendiri”? atau malah kedua-duanya adalah hujan batu, atau kedua duanya adalah hujan emas, ahh.. malah pusing jadi mikirin batu dan emas 😀
Yang jelas seenak-enaknya hidup di negeri orang itu pasti enak hidup di negeri tercinta iya gak? ada yang gak setuja? heheh :-D, yang gak setuju silahkan kasih komentar ya, alasanya apa 🙂
Hidup di negeri orang yang bukan negara islam, ato bahkan di negera yang tak beragama (hhee, seperti di Korea ini) itu memang ada tantangan tersendiri.
Makan: ini adalah hal yang sangat penting, krn sesuatu yang haram itu tempatnya di neraka, dan bagaimana dengan anak kita besok, bukannya makanan yang kita makan itu akan jadi darah dan daging, tentu itu juga akan berefect pada anak kita besok. Di sini rata2 daging babi, adapun daging ayam maupun sapi pasti tidak di sembelih dengan nama Allah, ketika mau beli ciki saja bingung, soalnya banyak yang terbuat dari itu deh, es krim juga lhoo.. makanya bingung klo mau jajan.
Sholat : lha ini dia tantanganya, gak ada adzan, klo gak pasang aplikasi prayer remainder ya jelas lupa wong jam kuliah saja dari jam 3 sampe jam 6 pdhl ashar jam setengah 4 dan magrib jam set 6. wah wah wah.. ya kan mereka bukan muslim ya wajar ngasih jadwal kuliah kek gitu. Kemudian Korea juga ada empat musim, kalau di musim dingin/salju subuh jam setengah tujuh pagi, magrib jam setengah 6. Kalau musim panas magrib bisa jam setengah 8, subuh jam setengah empat. Repot kan kalau tidak pakai aplikasi semacam prayer reminder?
Ngomong : lha ini ribetnya, disini masyarakat sini ya mirip spt di indonesia lah, rata2 hanya kalangan akademisi yang bisa bhs inggris, yang lain ya pake bhs local 😀 termasuk klo mau blanja, pamflet, pengumuman, bis, halte apapun lah pake bhs local alias bahasa Korea.
Culture Shock: klo imam syafi’i aj ketika liat betis dia lupa beribu-ribu hadits, bagaimana dengan aku ya? hehhe, klo dulu di indo ketika liat yang hot-hot gitu masih bisa istigfar, ya klo disini gimana ya? soalnya umum mah klo disini, ya itu udah jadi umum, ke kampus ato kuliah pake kek gituan itu umum disini bro. 😛
Toilet Shock: mau aku foto sih toiletnya, ato besok aku jadiin postingan sendrii deh, disini klo di toilet ada semacam pencet-pencetan kyk buat maen game itu, ternyata itu bisa milih mau di semprot pake air panas ato adem, berapa kekuatan semprotannya, kemudian klo udah di semprot mau di anginin apa dipanasin dsb wkwkkw.. yang jelas tau lah disini rata-rata pake tisu, tapi aku tetep lebih suka air lah 😀
Nah dari sekian problematika alhamdulillah sampai sekarang sudah menemukan beberapa solusi:
Makan : Belanja daging seminggu sekali habis jumat, ada daging halal, klo jajan ciki harus dibaca komposisinya ada dueji goginya gak, klo mau bisa ke tempat yang jualan ayam hidup terus di sembelih sendiri di sana 😀
Sholat : wah ini tadi temenku bawa sajadah ke kelas, jadi enak, klo gak ada sajadah ya kertas pun jadi, ato jaketpun jadi, yang jelas ketika ada waktu break dan itu waktu sholat ya sholat lah.. misal di keramain ya tinggal kita sholat, ngapain kita mikirin orang, wah malu ahh.. kek orang gila di pinggir jalan sholat, lhaa wong mereka yang bermaksiyat cium-ciuman di tempat umum pdhl bukan dengan istrinya aja gak malu, kok kita yang mau beribadah sama Allah malu.. harusnya malu dong, klo sampai malu sholat di tempat umum, 😛 toh mereka juga cuek, klo yang udah tau mereka juga paham kok.. ok #solved
Masalah bahasa memang harus belajar, toilet ya adaptasi lah, dan mata juga perlu untuk adaptasi 😛 hhahhaha.
Disamping itu sesuai dengan judulnya, alhamdulillah disini ada saudara-saudara pekerja dari indonesia yang bisa bikin ramai, temen-teman exchange, dan yang jelas event-event yang gak kalah seru. bisa saya list:
Ada yasinan bulanan di masjid Umar bin Khatab, klik aku dong klo mau tau nah ini tiap bulan sekali, jadi kita bisa ketemu sama temen-teman pekerja dari indonesia, dulu pas pertama ke sana langsung di suruh kultum, haha, padahal orangnya saja kek gini 😀 , ya saling menasehati itu wajib kok 😀 , termasuk dulu juga aku diminta jadi khotib dan imam sholat ied di masjid ini. Seneng aja bisa bermanfaat yah, ilmu yang selama ini dikaji akhirnya dipake juga 😀
Sering banget ada acara makan-makan, masak-masak, dkk , ini dia orangnya Mas Wasis yang selalu jadi sponsor kita pas acara makan2 heheh :-D, kita mah tinggal makan dan masak, e klo aku sih tinggal makan nding wkkw. ini yang buat krasan disini heheh.
Event manggung, lha ini aku lupa maren itu event apa yah? yang jelas kita para saman dancer manggung lah hehe.. klo mau liat videonya ini dia , dari sini kita dapat duit juga.
GIC day, nah gwangju international center bener gak ya singkatanya?, nah klo ini seru, lomba man, antar negara, dan indonesia dapat juara satu, sebenernya pas acara itu ada tarian kek gitu sih, klo liat ngeri deh, parah pokoknya narinya pake perut hehehee,… tapi yang jelas saman no 1 bro, dan selain itu kita juga juara culture experience juga .. bisa dilihat di website perpika ini ato klo mau liat videonya langsung bisa ini.
Nah ada yang lucu juga disini, habis menang kita di suruh tampil sekali lagi nih, malah ada yang ketuker posisinya, klo mau liat video nya ini => lucu deh.
ini aku sama temen lab, sama temen-teman exchange, entah deh klo mereka pulang keknya bakalan kangen banget, padahal mereka disini cuman sampai desember 😥 . keinget waktu2 latihan saman dkk.. hehe, nanti aku bikin postingan sendiri ah, kisah kasih di latihan saman wkwkwk 😀
Dolan, nah ini, insyaAllah 8 November besok ke Jeju. hehee.. semangat, klo masalah dolan itu jelas paling semangat lah.. dan yang buat krasan itu dolan, terasa ingin selalu hari sabtu dan ahad hahahaa..
Sepertinya udah ahh.. Udah ya semoga aku kerasan disini.
Amiin….
Mau mengundang kak Rischan jadi pembicara/pengisi acara? silahkanbuka link ini.